Selasa, 30 April 2013

sekularisme dilarang masuk..


MEMBENTENGI DIRI DARI SEKULARISME[1] ADALAH KEMBALI KEPADA KONSEP

.
Segala puji Kepada Allah SWT yang telah mengajarkan Islam dengan menurunkan al-qur’an sebagai pedoman hidup dalam bentuk tersirat, tersurat dan tauladan. Islam adalah Din. Makna-makna utama dalam kata din disimpulkan menjadi empat  poin oleh  Prof. Al-attas : 1) keadaan berhutang, yakni manusia berhutang total kepada penciptanya[2] dan hanya bisa dibayar dengan menyerahkan diri. 2) penyerahan diri, untuk suatu penghambaan atau pengabdian yang disebut dengan ibadah[3]. 3) kuasa peradilan. 4) kecendrungan alam.
Islam tidak hanya sebuah agama, namun juga sebuah idiologi dan merupakan satu-satunya agama yang namanya langsung dinamai oleh penciptaNYA. Berbeda dengan agama yahudi,  Kristen, hindu, dan budha. Semua itu (selain islam ) penamaannya berasal dari tempat asal atau orang yang menyebarkannya[4]
Islam Allah turunkan lengkap dengan buku panduannya berupa Al-qur’an. Bagaikan barang elektronik yang ketika di terjunkan ke masyarakat di ikut sertakan dengan buku panduannya, agar ketika terjadi kekeliruan dalam penggunaannya, pengguna dapat mempelajari kembali buku panduan tersebut.
Kitab Al-qur’an adalah al-qur’an tersurat, alam semesta adalah al-qur’an visual, dan rasulullah saw adalah al-qur’an berjalan. Sehingga semua ilmu yang berada dalam kawasan alam semesta bahkan akhirat adalah merupakan bagian dari islam. Sehingga tidak dapat dipisahkan antara satu sama lain. Baik dalam bidang keilmuan, politik, kebudayaan, dan sebagainya tak dapat dipisahkan dari islam, karena semua itu adalah islam itu sendiri (peradaban)[5].
Allah meciptakan manusia dengan unsur jasad, ruh, dan akal.yang semuanya memiliki hak untuk diberikan makanan sesuai dengan porsinya. Perkembangan ilmu pengetahuan sebagai makanan akal (berfikir) harus di barengi dengan keimanan (ruh) agar tidak terjadi sebuah “penyakit” yang bisa jadi berakibat fatal. Penyakit yang menyebabkan penderita itu mati, lebih tidak berbahaya dibandingkan dengan penyakit menular yang berakar dan turun menurun seperti sebuah faham-faham yang sebenarnya berawal dari sebuah penyakit namun di kira sebagai obat.  
Siang dan malam adalah satu bagian dari yang disebut hari, matahari dan bulan, laki-laki dan perem[6]puan, bahkan sebuah penyakit dengan obatnya juga merupakan sebuah satu kesatuan. Perbedaan yang seolah dinilai oleh sepintas pikiran akal rupanya hanya kulit dari pikiran itu sendiri.
Bagaikan mata air dari bebrapa gunung, kemudian mengalir di ribuan cabang sungai-sungai kecil, namun pada ahkhirnya bermuara di laut, jika tidak maka disebut bencana (kebanjiran). Dan laut di dunia adalah satu. Begitu pula dengan Islam yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.



[1] Sekularisme adalah faham yang memisahkan tuhan dengan kehidupan manusia
[2] Al-mu’minun (23) : 12-14
[3] Ad-dzariyat  (51) : 56

[4] Ugi Suharto. Upaya Menghidupkan kembali Pentamaddunan Islam. Hal 86
[5] Ibid.