Segala puji
Kepada Allah SWT yang telah mengajarkan Islam dengan menurunkan al-qur’an
sebagai pedoman hidup dalam bentuk tersirat, tersurat dan tauladan. Islam
adalah Din. Makna-makna utama dalam kata din disimpulkan menjadi empat poin oleh Prof. Al-attas
: 1) keadaan berhutang, yakni manusia berhutang total kepada penciptanya[2]
dan hanya bisa dibayar dengan menyerahkan diri. 2) penyerahan diri, untuk suatu
penghambaan atau pengabdian yang disebut dengan ibadah[3].
3) kuasa peradilan. 4) kecendrungan alam.
Islam
tidak hanya sebuah agama, namun juga sebuah idiologi dan merupakan satu-satunya
agama yang namanya langsung dinamai oleh penciptaNYA. Berbeda dengan agama yahudi,
Kristen, hindu, dan budha. Semua itu
(selain islam ) penamaannya berasal dari tempat asal atau orang yang
menyebarkannya[4]
Islam
Allah turunkan lengkap dengan buku panduannya berupa Al-qur’an. Bagaikan barang
elektronik yang ketika di terjunkan ke masyarakat di ikut sertakan dengan buku
panduannya, agar ketika terjadi kekeliruan dalam penggunaannya, pengguna dapat
mempelajari kembali buku panduan tersebut.
Kitab
Al-qur’an adalah al-qur’an tersurat, alam semesta adalah al-qur’an visual, dan
rasulullah saw adalah al-qur’an berjalan. Sehingga semua ilmu yang berada dalam
kawasan alam semesta bahkan akhirat adalah merupakan bagian dari islam. Sehingga
tidak dapat dipisahkan antara satu sama lain. Baik dalam bidang keilmuan,
politik, kebudayaan, dan sebagainya tak dapat dipisahkan dari islam, karena semua
itu adalah islam itu sendiri (peradaban)[5].
Allah
meciptakan manusia dengan unsur jasad, ruh, dan akal.yang semuanya memiliki hak
untuk diberikan makanan sesuai dengan porsinya. Perkembangan ilmu pengetahuan sebagai
makanan akal (berfikir) harus di barengi dengan keimanan (ruh) agar tidak
terjadi sebuah “penyakit” yang bisa jadi berakibat fatal. Penyakit yang
menyebabkan penderita itu mati, lebih tidak berbahaya dibandingkan dengan
penyakit menular yang berakar dan turun menurun seperti sebuah faham-faham yang
sebenarnya berawal dari sebuah penyakit namun di kira sebagai obat.
Siang
dan malam adalah satu bagian dari yang disebut hari, matahari dan bulan,
laki-laki dan perem[6]puan,
bahkan sebuah penyakit dengan obatnya juga merupakan sebuah satu kesatuan. Perbedaan
yang seolah dinilai oleh sepintas pikiran akal rupanya hanya kulit dari pikiran
itu sendiri.
Bagaikan
mata air dari bebrapa gunung, kemudian mengalir di ribuan cabang sungai-sungai
kecil, namun pada ahkhirnya bermuara di laut, jika tidak maka disebut bencana
(kebanjiran). Dan laut di dunia adalah satu. Begitu pula dengan Islam yang
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar