MARI MERAPIHKAN BARISAN, KARENA MUSUH SUDAH DI DEPAN.
Ibadah
merupakan tujuan manusia di ciptakan. Selain rukun Islam dan rukun Iman, Dakwah
merupakan ibadah yag di anjurkan, amar
ma’ruf nahi munkar. Agar mendapatkan hasil yang optimal, Allah SWT
memberikan tuntuan bagaimana cara berdakwah.
Surat Ash Shaff
terdiri atas 14 ayat termasuk golongan surat-surat Madaniyyah. Dinamai dengan Ash
Shaff, karena pada ayat 4 surat ini terdapat kata Shaffan yang
berarti satu barisan. Ayat ini menerangkan apa yang diridhai Allah
sesudah menerangkan apa yang dimurkai-Nya. Pada ayat 3 diterangkan bahwa Allah
murka kepada orang yang hanya pandai berkata saja tetapi tidak melaksanakan apa
yang diucapkannya. Dan pada ayat 4 diterangkan bahwa Allah menyukai orang yang
mempraktekkan apa yang diucapkannya yaitu orang-orang yang berperang pada jalan
Allah dalam satu barisan. Kemudian di ayat 10 dan setelahnya mengajarkan kepada
kita bagaimana cara memperoleh kemenangan yakni hanya dengan pengorbanan.
Melakukan perniagaan kepada Allah. Ust Adian menyampaikan maksud dari
perniagaan tersebut, “Allah telah menciptakan dan memberikan rizki kepada kita,
kemudian Allah membeli kita yakni dengan melakukan perniagaan dengan Allah.
Peniagaan apa? Jawabannya “(yaitu) kamu
beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan
jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui” (QS. Ash Shaff
: 11).”Setelah kita menjual harta dan atau jiwa kita kepada Allah, maka
balasannya adalah ampunan dari Allah SWT, dan jannah, serta yang tidak kalah pentingnya adalah nashrumminallah (pertolongan Allah).
Senjata yang paling ampuh seorang
muslim adalah berdoa. jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya
Allah beserta orang-orang yang sabar (QS.
2 : 153). Ilmu adalah modal yang harus di miliki oleh setiap individu. Ilmu
dibagi menjadi 2 yakni ilmu yang hukumnya fardhu ‘ain seprti aqidah, tauhid
atau ulumuddin dan ilmu yang hukumnya fardhu kifayah seperti ilmu kemanusaan,
ilmu alam, sejarah dsb. Orang yang sedang menuntut ilmu termasuk dalam katagori
jihad. Dan pahala memuntut ilmu lebih besar pahalanya dari shalat sunnah, Imam
syafi’i suatu malam pernah meninggalkan shalat sunnah tahajjud dikarenakan
sedang mengkaji sebuah ilmu.
Strategi jihad adalah dengan
merapihkan barisan seperti bangunan sebagaimana disebutkan di atas. “kamu
masing-masing berada pada celah-celah
benteng pertahanan Islam. Jangan sampai musuh menerobos melalui celahmu”. Kalimat ini bermakna, setiap individu memiliki
peranan dan tanggung jawab terhadap benteng pertahanan dengan keahlian yang
dimilikinya. Kisah sahabat di zaman Rasulullah saw Khalid bin Walid yang Rasul
tempatkan sebagai panglima perang dikarenakan strategi perang Khalid yang cukup
hebat, walaupun beliau dapat dikatakan baru merasakan manisnya iman. Para
penulis menjadikan pena sebagai pedangnya. Seperti DR. Muhammad Naquib Al-Attas
contohnya, beliau adalah tokoh ulama yang menjaga bentengnya dengan pena. Selain
beliau bapak Hartono dan Ahmad Sumargono juga ikut serta menambah sederetan
pejuang-pejuang islam hingga akhir hayatnya. Seni berdakwah di nilai efektif
ketika ajaran yang disampaikan di kemas dengan cantik sebagaimana menghidangkan
makanan untuk di sajikan.
Musuh-musuh islam tidak akan
berhenti memerangi kaum muslim dengan berbagai cara. Salah satu nya dengan Ghuzul Fikr (perang pemikiran). Baik melalui jalur
akademik maupun dengan jalur sosiologis. Barat memberikan program beasiswa
tingkat pasca sarjana untuk mengkader secara halus prajurit-prajurit mereka
yakni muslim yang memiliki aqidah kurang mendalam dan mudah ‘di cuci’
fikirannya mengikuti apa yang sudah di rencanakan.
Dengan SDM (Sumber Daya Manusia) yang sudah tersuntik faham-faham westernisasi, di kembalikan ke Negara asalnya untuk
menyebarkan ajaran tersebut dengan atribut “tittle” yang telah di dapat, mereka
dianggap sebagai seorang professional dalam bidang tersebut. Baik ilmi fardhu
‘ain (tauhid, aqidah, tafsir, dsb) dan ilmu fardhu kifayah (ilmu bidang
keduniaan, sosial, dsb)
Adapun tujuan beasiswa kepada
mahasiswa lir ilir ini adalah mencetak singa-singa untuk menjaga dan menangkap
‘babi’ yang berkeliaran. Jika belum mampu menjadi singa, minimal berhasil
mencetak kucing agar tikus tidak ‘berpesta’ merusak ladang.
Berdoa,
kemudian berjihad dengan harta serta jiwa dalam sebuah barisan yang rapi sesuai
dengan benteng-bentang pertahanan (proporsional) masing-masing individu
merupakan salah satu langkah menuju kemenangan yang sudah Allah SWT janjikan.
Yakni hidup memperoleh kemenangan atau mati sebagai syuhada. Keduanya adalah
keuntungan yang besar. Wallahu'alam bishawab..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar