Sejarah Nuu War (Irian Jaya)
Lima Pulau terbesar Nusantara salah satunya kita sebut dengan Irian
Jaya, sejarah indah yang terdapatdi balik nama Irian Jaya tidaklah tampak
dikarenakan misi-misi dari penjajahan yang menyebarkan kebodohan melalui
beberapa sarana, termasuk dalam dasar pengetahuan generasi bangsanya.
Nuu Waar adalah
dua kata bahasa Irarutu di kerajaan Nama Tota Kaimana, dari NUU EVA. NUU
bermakna Sinar, pancaran atau cahaya Waar dari kata Eva bermakna pertama
mengaku atau di terjemahan dengan makna lebih dalam artinya menyimpan rahasia.
Dari bahasa Onim ( Patipi ) NUU juga adalah cahaya, Waar artinya perut besar
yang keluar dari perut Ibu. Maka nama Nuu Waar artinya negeri yang mengaku
menyimpan atau memikul rahasia. Nama “Nuu Waar” ini menjelaskan, adanya proses islamisasi
yang terjadi di daerah cendrawasih Indonesia. Nuu Waar berkembang dengan siar
islam sejak kehadiraan Samudera Pasai, yakni Raden Fatah pada abad 13 M, Aru
Palaka sampai Sultan Tidore pada abad 15 M dengan wilayah Kesultanan dan
kekuasaan melalui Perdagangan sampai ke Nuu Waar.[1]
Sebelum Belanda dan Jepang menjajah Nuu
Waar, Portugis terlebih dahulu menjajah Pulau Nuu Waar, Ketika Penguasaan
negeri itu banyak ummat Islam di bantai, situs situs Islam dihilangkan, Sejarah
di belokan bahkan memberikan nama yang salah dan keliru tentang pulau itu, yang
di ambil dari beberapa dan beberapa bahasa di Nuu Waar yaitu kata Papua.[2]
Pulau Nuu Waar merupakan pulau yang terbesar di Indonesia yakni 3 kali luas dari Pulau Jawa yang didiami 3,5 juta jiwa. Dari jumlah tersebut ummat islam
mencapai 65% terdiri muhajirin dan
anshar, animisme 15% Sedangkan sisanya
beragama Protestan, Khatolik[3].
Ø Sistem
kepercayaan : Pola kepercayaan agama tradisional masyarakat
Papua menyatu dan menyerap ke segala aspek kehidupan, mereka memiliki suatu
pandangan dunia yang integral yang erat kaitannya satu sama lain antar dunia
yang material dan spiritual, yang sekuler dan sacral dan keduannya berfungsi
bersama-sama.[4]
Dalam
abad ke 19, orang Irian Jaya sebagian besar masih menganut agama asli, kecuali
beberapa kelompok di daerah Raja Ampat dan sekitarnya, yang telah masuk Islam
akibat pendatang dari Maluku. Agama Irian asli tidak berbeda dengan corak agama
asli di Indonesia, namun memiliki ciri khas yakni Korwar (patung anggota
keluarga yang sudah meninggal), Rumsram (patung-patung nenek moyang yang
terdapat di gedung-gedung besar yang dijadikan tempat tinggal dan pusat
pendidikan pemuda, sekaligus pusat sakral). Ada gerakan-gerakan Koreri, yakni
gerakan yang bertolak dari mitos tentang Manseren Mangundi, seorang tokoh zaman
purbakala yang sedang pergi dan diyakini akan kebali lagi khususnya pada
saat-saat genting. Gerakan ini berupa tarian yang dipimpin oleh seorang konoor.[5]
Karakteristik
budaya,
mata pencaharian dan pola kehidupannya, penduduk asli Papua itu dapat dibagi
dalam dua kelompok besar, yaitu Papua pegunungan atau pedalaman, dataran tinggi
dan Papua dataran rendah dan pesisir. Jika ada orang yang meninggal maka
diadakan upacara menari yang merupakan persiapan membalas dendam agar si mati
tidak marah.[6]
Dalam
masyarakat Fakfak jarang terjadi pertentangan yang disebabkan permasalahan
perbedaan keyakinan agama. Slogan adat ‘satu tungku tiga batu’ telah lama
berkembang. Maksud slogan tersebut adalah kehidupan rakyat Fakfak ditopang oleh
tiga agama yaitu Islam, Kristen, dan Katholik. Tiga batu yang dimaksud adalah
ketiga agama tersebut yang bersatu sehingga menopang tungku agar tidak timpang.
Dalam
masyarakat juga berkembang seni sawat yaitu orkes musik dengan tetabuhan
yang terdiri dari rebana, tifa, seruling, dan gong kecil. Seni sawat tersebut
pada masa lampau menjadi alat dakwah para da’i. Penduduk pribumi yang
memutuskan menjadi muslim juga disambut dengan perayaan music sawat tersebt
sampai hari ini. Tfa jelas music asli Papua, sedangkan rebana dan seruling para
da’I muslim yang membawanya masuk ke Papua. Belakangan ini cara dakwah dengan
sawat tersebut juga diadopsi oleh para missionaris Kristen asal Belanda di
Fakfak.[7]
PEMBAHASAN
A.
Perjumpaan Islam Di Tanah Nuu Waar
Kedatangan pengaruh
Islam ke Pulau Papua, yaitu ke daerah Fakfak Papua Barat tidak terpisahkan dari
jalur perdagangan yang terbentang antara pusat pelayaran internasional di
Malaka, Jawa dan Maluku. Sebelum membahas proses masuknya Islam di daerah ini
terlebih dahulu akan dibahas proses masuknya agama Islam di Maluku, Ternate,
Tidore serta pulau Banda dan Seram karena dari sini Islam memasuki kepulauan
Raja Ampat di Sorong, dan Semenajung Onin di Kabupaten Fakfak.[8]
Masuknya Islam
di tanah Nuu Waar, terdapat beberapa teori yang membahasnya. Secara global
tahun masuknya Islam di Papua yang disebutkan adalah : tahun 1360, 1420, 1608,
dan 1618 sebagai awal masuknya Islam di Papua.[9]
1.
Menjelaskan bahwa Islam
telah masuk Papua dimulai abad XV atau bahkan sebelumnya. Buktinya, Islam telah
hadir di Adijaya pada tahun 1420 dan hal tersebut diduga kuat memiliki hubungan
erat dengan keberadaan Islam di Tunas Gain. Menurut FC Kama, seorang
missionaris, berdasarkan sumber teks tertulis kerajaan Hindhu Majapahit, Islam
bahkan telah berkembang sejak abad XIV dan XV sejaman dengan berkembangnya
Islam di ternate dan Tidore.[10]
2.
Menyebutkan bahwa Islam
masuk di Papua dimulai abad XVII dan XVIII. Hal ini berdasarkan dimulainya
periode dakwah yang dilakukan oleh Sultan Iskandar Muda dari Aceh pada tahun
1618 di wilayah Teluk Beraur. Pada periode tahun 1746 sampai 1832 Raja Namatota
dan Raja Komisi terjadi pembagian kampong terkait dengan penyebaran agama Islam
dan Nashrani.
3.
Ketika pada tahun 1214 masehi seorang Ulama
Besar Syaikh Iskandar Syah dari Kerajaan Samudera Pasai tanggal 17 Juli tiba
dengan expedisi perdagangan di Nuu Waar yaitu di Nama Tota di Kabupaten Kaimana
dan 17 Agustus Patipi di Kabupaten Fak Fak. Di dua kampung inilah cikal bakal
Islam berkembang melalui halaqah-halaqah, dan saqafah islamiah di bentuk
sehingga menyebar keseluruh selatan Nuu Waar, bahkan mulai merambah timur dan
utara Nuu Waar. Perjalan dakwah ini
membentuk kekuasaan dengan pemerintahan dan yang berbentuk Kerajaan-Kerajaan
yang di pimpin oleh Raja-Raja yang semuanya mayoritas beragama Islam.
Kehadiran para
dai-dai dan dakwah dan perjuangannya itu menghasilkan 12 Kerajaan Islam di Nuu
Waar separti:
Kerajaan Nama Tota
di pimpin oleh Nati OMBAER
Kerajaan Patipi di pimpin oleh Nati IBA
Kerajaan Furwagi di pimpin oleh Nati BAUW
Kerajaan Fatagar di pimpin oleh Nati USWANAS
Kerajaan Ati Ati di pimpin oleh Nati BAY
Kerajaan Komisi di pimpin oleh Nati AUTURAU
Kerajaan Wertuar di pimpin oleh Nati HEREMBA
Kerajaan Waraguri di pimpin oleh Nati PAUS
PAUS
Kerajaan Raja Ampat di pimpin oleh Nati FUN
GIWAR
Kerajaan Salam Nowak di pimpin oleh Nati ASSO
Kerajaan Kasim
Basis-basis Kerajaan ini di kenal dengan
wilayah pertuanan di daerah Selatan Nuu Waar kecuali Kerajaan Salam Nowak di
Wamena sebelah utara Nuu Waar.
Perkembangan
Islam di Papua
·
Di daerah Sorong, perkembangannya di mulai sejak
abad ke-15 ketika Raja-raja Ternate dan Tidore mengadakan pelayaran ke timur
untuk mencari burung kuning yang berlokasi di Salawati;
·
Perkembangan agama Islam di daerah Fakfak
dikembangkan oleh pedagang-pedagang suku Bugis melalui Banda yang diteruskan ke
Fakfak melalui Seram Timur oleh seorang pedagang dari Arab bernama Haweten
Attamimi yang telah lama menetap di Ambon;
Proses
Islamisasi di wilayah Fakfak dilakukan melalui jalur
1.
Perdagangan, Jalur perdagangan dilakukan ketika para
pedagang datang kemudian mereka menetap di pemukiman masyarakat di sekitar
daerah pesisir pantai, selain berdagang mereka juga memperkenalkan agama Islam
dengan mengajarkan penduduk untuk melakukan shalat.
2.
Perkawinan para pedagang umumnya menempuh cara
perkawinan agar lebih gampang atau mudah memperoleh kemungkinan dan jalan masuk
untuk mendapatkan hasil pala dari masyarakat Fakfak. Para pedagang datang ke
wilayah ini kemudian mereka kawin dengan kaum wanita di tempat tersebut dengan
demikian ia dijadikan pemimpin dalam agama Islam.
3.
Pendidikan non formal dilakukan melalui pusat-pusat
pengajian yang berlokasi di mesjid-mesjid maupun di rumah- rumah para mubaliqh
4.
Politik yang dimaksud dengan penyebaran dakwah
melalui saluran politik ialah bahwa atas jasa dan upaya para raja dan pertuanan
dan keluarga-keluarganya maka agama Islam turut disebarkan
Peninggalan
Sejarah Islamisasi dii Nuu War
Bukti berupa tradisi lesan masih terjaga sampai hari ini berupa
cerita dari mulut ke mulut tentang kehadiran Islam di Bumi Cendrawasih. Selain
itu terdapat hasil makanan Islam yang dikenal yakni di Papua kuno di desa
Saonek, Lapintol, dan Beo di distrik Waigeo. Bukti-bukti tekstual berupa naskah
dari masa Raja Ampat dan teks kuno lainnya di beberapa masjid kuno. Di Fakfak (Papua
Barat) masih dapat ditemukan delapan manuskrip kuno berhuruf Arab. Lima
manuskrip berbentuk kitab dengan berbagai ukuran. Yang terbesar berukuran
kurang lebih 50 x 40 cm, berupa mushaf Al Quran yang ditulis dengan tulisan
tangan di atas kulit kayu dan dirangkai menjadi kitab. Sedangkan keempat kitab
lainnya, salah satunya bersampul kulit rusa, merupakan kitab hadits, ilmu
tauhid, dan kumpulan doa.
Sedangkan ketiga kitab lainnya ditulis di atas daun koba-koba,
Pohon khas Papua yang mulai langka saat ini. Tulisan tersebut kemudian
dimasukkan ke dalam tabung yang terbuat dari bambu. Sekilas bentuknya mirip
dengan manuskrip yang ditulis di atas daun lontar yang banyak dijumpai di
wilayah Indonesia Timur. Selain itu terdapat peninggalan berupa Masjid
Patimburak yang didirikan di tepi teluk Kokas, distrik Kokas, Fakfak.[11]
[1]
M Zaaff Fadzlan Rabbani Al- Garamatan
(Anggota MIUMI yang merupakan keturunan asli daerah tersebut) dalam tulisannya
berjudul “MENGENAL ISLAM
DI NUU WAAR( IRIAN JAYA ). sriyantahadi@petronas.com.my
[2] Ibid.
[3]
Angka ini terlihat berbeda dengan fakta yang kita terima bahwa mayoritas Irian
Jaya adalah Nasrani dan agama nenek
moyang. Hal ini dijelaskan lebih lanjut dalam tulisan yang sama, “Jumlah pembagian tersebut ummat islam
mayoritas tetapi tidak ada pengakuan baik dari masyarakat maupun birokrat di
daerah. Bahkan mereka menguasai daerah-daerah islam dengan birokrasi pemerintah
dan menempatkan semua orang Kristen menjadi pekerja atau pegawai yang
sesungguhnya mereka bukan penduduk setempat.” Dalam sumber lain yakni dialog
kristolog di paparkan (http://kristolog.blogspot.com/2007/03/islam-di-papua-sejarah-yang-terlupakan.html) “Upaya-upaya
pengkaburan dan penghapusan sejarah dakwah Islam berlangsung dengan cara
sistematis di seantero negeri ini. Setelah Sumetera Utara, Kalimantan Barat,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, dan Maluku diklaim sebagai kawasan
Kristen, dengan berbagai potensi menariknya, Papua merupakan jualan terlaris
saat ini. Papua diklaim milik Kristen!” lanjutnya, “Ironis, karena hal itu mengaburkan
fakta dan data sebenarnya di mana Islam telah hadir berperan nyata jauh sebelum
kedatangan mereka (agama Kristen Missionaris)”.
[5] Dr. Th.
Van den End. Dr. J. Weitjens, S.J. “Ragi Carita 2, Sejarah Gereja Di Indonesia
1860-an hingga sekarang” cet. 6. PT. BPK Gunung Mulia : Jakarta, 1996. Hal.
120
[6] Ibid...
hal. 123
[7] http://susiyanto.com/rekonstruksi-sejarah-islam-papua/ : Posted: 7:40
am, May 19, 2008 diakses 27/11/2013. 14 :17.
[8] Onim, 2006:75 Dalam tulisan http://panjihitamdiufuktimur.blogspot.com/2013/04/sejarah-masuknya-islam-di-tanah-papua.html
[9]
Dalam tulisan yang diakses melalui internet, yakni http://susiyanto.com/rekonstruksi-sejarah-islam-papua/ : Posted: 7:40 am, May 19, 2008 diakses
27/11/2013. 14 :17. Dituliskan
“Mengenai angka tahun persis masuknya Islam di Papua guna menyusun rekonstruksi
sejarah tersebut direkomedasikan tahun 1360, 1420, 1608, dan 1618 sebagai awal
masuknya Islam di Papua.”
[10] Bumi
Papua, dalam teks Majapahit, dikenal sebagi wilayah surge bagi para budak dan
sumber buah pala yang utama diantara pulau-pulau lainnya.
[11] yang
dibangun oleh Raja Wertuer I yang memiliki nama kecil Semempe. Pada masa itu,
yaitu tahun 1870, Islam dan Kristen telah menjadi agama yang hidup berdampingan
di Papua
Emperor Casino Login - Shootercasino
BalasHapusCheck Emperor Casino deccasino login. We provide a free login login 메리트 카지노 고객센터 bonus of 100% match bonus of 200000€ in 제왕 카지노 bonus funds which is only available to new players who